im ordinary

im ordinary

Kamis, 27 Mei 2010

"penyerahan diri yang ikhlas dan total"


Assalamu'alaikum...

beberapa bulan ini hadir teman lama tapi baru bagiku sebenarnya,
ilmu tentang agamanya lebih baik dariku,
sedikit malu, tapi merasa bersyukur, karena aku bisa mencari sesuatu yang "baik" dari dirinya.
Beberapa teman baru yang jauh dariku juga menggugah "penyerahan" diriku terhadap yang menciptakan ku, ya aku memang mengakui, bahwa aku diciptakan,..Ada beberapa dari mereka mu'alaf. Subhanallah, aku semakin malu, semakin tahu betapa "cetek"nya ilmu agamaku...
pertanyaanya, memang aku harus berilmu?
aku jawab "YA, Harus"
Bagaimana aku bisa tahu bahwa ada sang pencipta?
Bagaimana aku tahu hidupku ini ada yang mengatur? karena aku tak bisa mengaturnya sekehendakku
Bagaimana aku tahu kehidupan mendatang seperti apa?

simplenya, bagaimana aku bisa tahu sesuatu kalau aku tidak punya ilmunya?

Beberapa mu'alaf yang aku kenal baik secara langsung maupun tidak, insya ALLAH benar-benar menyerahkan diri kepada penciptanya secara tolal, hal itu menampar aku keras-keras. Bagaimana tidak, sejak lahir aku sudah islam, tapi ilmuku tidak ada setengahnya dari para mu'alaf2 itu yang baru beberapa tahun menganal ALLAH dan menikmati indahnya islam. Suatu kali aku ingin dilahirkan saja sebagai seorang nonmuslim, dan biarkan pencipta memberikan pergolakan serta berjuta2 tanda tanya tentang "siapa aku?",,, asal pencipta memberi aku kesempatan untuk mencari jawaban itu, mungkin aku akan melalukan hal yang sama seperti para mu'alaf itu, melakukan penyerahan diri yang ikhlas dan total.
Tapi pada kenyataannya aku terlahir sebagai seorang muslim, yang sejak lahir sudah kenal mengaji, berdoa, shalat, puasa dll...tapi aku tak punya jawaban mendasar, mengapa aku melakukan hal itu semua...astagfirullah...inilah mengapa penyerahan diriku trhadap pencipta tidak total.

“Barangsiapa melihat kemungkaran hendaknya dia mengubah-nya dgn tangannya jika tidak mampu maka dgn lisannya dan apabila tidak mampu juga maka dgn hatinya yg demikian itu adl selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim)
DAN, jika aku berada dalam posisi itu, tindakan yang hampir selalu aku ambil adalah "dengan hati", tau apa artinya, bahwa aku mengakui iman ini masih sangat lemah, astagfirullah...

Ada hal yang lain yang membuat aku heran juga sedih.
banyak sekali di dunia ini manusia-manusia pintar, tetapi pada bagian penyerahan diri mereka sangat tidak pintar, bagiku orang yang pintar seharusnya bisa menjawab, mengapa mereka bisa pintar sedangkan orang lain tidak, maka seharusnya mereka sadar bahwa kepintaran mereka itu telah diberikan kepada yang mampu menciptakan kepintaran itu sendiri, namun sayang mereka keburu salah paham, bahwa kepintaran mereka ada karena mereka sendiri, lalu mereka menuhankan kepintaran mereka, menuhankan ilmu mereka naudzubillah...

Sejujurnya, aku ingin diri yang lebih baik, juga buat semua, tentu saja yang lebih baik di mata sang pencipta, belum kini, aku sedang meraba, semoga sejalannya usia ini aku tersadarkan di suatu masa bahwa aku sedang menyerahkan diri yang insya ALLAH ikhlas dan total, semoga...



PS : "Sadarkan, bahwa kita miliknya, maka ikutilah perintahnya,..saat itu mungkin tidak akan ada lagi perang di dunia ini, wallahu'alam..."

wassalam
Livana